PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT
I. A. Tujuan Percobaan
Tujuan praktikum pembuatan Natrium tiosulfat untuk mempelajari perubahan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.
B. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan dari praktikum pembuatan Natrium tiosulfat yaitu berdasarkan pada kemampuan reaksi antara Natrium Sulfit dan Belerang untuk memutuskan ikatan cincin yang terdapat pada Belerang sehingga membentuk Natrium tiosulfat.
II. TEORI
Berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar.Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33°C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol. Natrium tiosulfat merupakan komponen kedua dari antidot sianida.Antidot ini diberikan sebanyak 50 ml dalam 25 % larutan. Tidak ada efek samping yang ditimbulkan oleh tiosulfat, namun tiosianat memberikan efek samping seperti gagal ginjal, nyeri perut, mual, kemerahan dan disfungsi pada SSP. Dosis untuk anak-anak didasarkan pada berat badan (Febri, 2009).
Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2SO2O3.5H2O) disebut dengan hypo berbentuk kristal yang sample benar dan kurang atau tidak berwarna. Titik beku 480C mudah larut dalam air dan larutannya digunakan untuk titrasi dalam analisis volumetri. Natrium tiosulfat dalam induksi pemutihan untuk merusak Cl2 yang masuk, setelah mereka masuk dalam kolom pemutihan, sama halnya natrium tiosulfat kadang-kadang digunakan untuk memindahkan rasa dari minuman yang berklorinasi. Natrium tiosulfat (Na2SO3) dapat dibuat dari H2SO4. H2SO4 adalah asam yang sangat penting yang digunakan dalam induksi kimia. H2SO4 mencair pada suhu 10,50C membentuk cairan kental. H2SO4 berikatan dengan hydrogen dan tidak bereaksi dengan logam di dalam air untuk menghasilkan H2. H2SO4 menyerap air dan dapat menghasilkan gas. Ion SO4- adalah tetrahedral, mempunyai panjang ikatan 1,49 Å, mempunyai rantai pendek. Ikatan S – O memiliki 4 ikatan σ antar S dan O dan 2 ikatan π yang didelokalisasi S dan 4 atom O. Asam tiosulfat H2SO3 .tidak dapat dibentuk dengan menambahkan asam ke dalam tiosulfat karena pemisahan asam bebas dalam air ke dalam campuran S, H2S, H2Sn, SO2 dan H2SO3 (Puput, 2008 ).
Dari penelitian Djunarko (2007) diketahui bahwa pada dosis yang tinggi (195 mg/KgBB mencit) natrium nitrit dapat menyebabkan keracunan, sedangkan pada dosis yang kecil (20 mg/KgBB mencit) natrium nitrit belum dapat menolong keracunan sianida akut, dan diketahui pula dosis efektifnya sebesar 62.460 mg/KgBB mencit. Dari literatur diketahui bahwa kombinasi natrium tiosulfat dan natrium nitrit memberikan efek yang sinergis bila digunakan sebagai antidotum keracunan sianida akut. Natrium tiosulfat akan bekerja dengan mekanisme mempercepat eliminasi, sedangkan natrium nitrit akan bekerja dengan mekanisme hambatan bersaing (Tintus, 2008).
Reaksi oksidasi terjadi akibat serangan oksigen terhadap asam lemak tak jenuh yang terkandung dalam minyak sawit. Reaksi antara oksigen dengan lemak akan membentuk senyawa peroksida yang selanjutnya akan membentuk asam lemak bebas, aldehida dan keton yang menimbulkan bau yang tidak enak pada minyak (ketengikan) (Herawati, 2006).
Minyak jarak telah dihasilkan dari biji pohon jarak jenis Ricinus communis L., yang termasuk famili Euphorbiaceae berasal dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Minyak tersebut diperoleh dengan cara sokletasi biji jarak menggunakan pelarut n-heksan sebanyak 45 – 52% dengan kualitas yang lebih baik dari standar. Proses proteksi gugus hidroksi dari minyak jarak bertujuan untuk menghindari reaksi samping antara gugus hidroksi dengan asam sulfat selama proses hidrasi, dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu asetilasi dan metilasi yang berlangsung dengan baik, hal ini ditunjukkan oleh turunnya bilangan hidroksi serta terjadinya perubahan struktur minyak seperti yang ditunjukkan oleh spektrum inframerah.(Marlina, 2004)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
ß Refluks ß Batang pengaduk ß Tabung reaksi ß Timbangan | 1 set 1 buah 5 buah 1 set | ß Cawan penguapan ß Pipet volume 50 ml ß Kertas saring | 1 buah 1 buah 3 buah |
Bahan yang digunakan adalah :
¶ Natrium sulfat anhidrous ¶ Serbuk belerang ¶ Aquades | ¶ Larutan iodium ¶ Larutan HCl encer |
B. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Natrium Tiosulfat -5-Hidrat
5 gram natrium sulfit |
- dimasukkan ke dalam labu refluks
- ditambahkan 50 ml aquades dan 1,5 gram serbuk belerang
- direfluks selama 1-2 jam
Filtrat |
Residu |
- didinginkan
- disaring
- dipindahkan ke dalam cawan penguapan
- diuapkan sampai kering
Kristal Natrium Tiosulfat -5- Hidrat |
-
Berat Kristal = 6 gram |
b. Mempelajari Sifat-Sifat Kimia Natrium Tiosulfat
1. Reaksi dengan Iod
2 gram Kristal natriun tiosulfat |
- Dilarutkan dalam 20 mL air
-
Larutan berwarna bening |
2. Pengaruh asam encer
3 ml Larutan Natrium Tiosulfat |
- ditambahkan asam klorida encer dengan volume yang sama
- diamati perubahannya dan bau yang ditimbulkan setelah beberapa menit
Larutan berwarna putih dan berbau |
IV. Hasil pengamatan
A. Data Pengamatan
Berat Natrium Sulfit = 5 gram
Volume aquades = 50 ml
Berat serbuk S = 1,5 gram
Berat cawan = 37,6 gram
Berat kertas saring = 1,1 gram
Berat kristal = 6 gram
Warna Kristal = putih
Bentuk Kristal = padatan/serbuk
· Pembuatan Natrium Tiosulfat – 5 – Hidrat
No. | Perlakuan | Hasil Pengamatan |
1. | 5 gram Na2SO3 + 50 ml H2O | larutan berwarna bening |
2. | 5 gram Na2SO3 + 50 ml H2O + 1 gram belerang | tidak saling melarutkan |
3. | 5 gram Na2SO3 + 50 ml H2O + 1 gram belerang direfluks | larutan berwarna kuning homogen |
4. | Didinginkan | Ada Kristal |
5. | Disaring | Kristal berwarna putih |
· Sifat Kimia Natrium Tiosulfat
No | Perlakuan | Hasil Reaksi |
1. 2. 3. | Pemanasan Reaksi dengan iod Reaksi dengan asam encer | (tidak dilakukan karena bunset tidak ada) Larutannya bening Putih, berbau sulfur |
B. Reaksi Lengkap
· Reaksi pembuatan Natrium tiosulfat
Na2SO3 + S + 5 H2O ® Na2S2O3 . 5 H2O
· Dengan HCl encer
Na2S2O3 + HCl → NaCl + SO2 + S + H2O
· Dengan Iod
Na2S2O3 + I2 → Na2S4O6 + NaI
C. Perhitungan
Massa Na2SO3 = 5 gram
Mr Na2SO3 = 126 g/mol
Massa S8 = 1.5 gram
Mr Na2SO3 = 126 g/mol
Massa S8 = 1.5 gram
Massa Na2S2O3 . 5 H2O praktek = 6 g
Volume H2O = 50 ml
Mr H2O = 18 g/mol
Volume H2O = 50 ml
Mr H2O = 18 g/mol
Na2SO3 + S + 5 H2O ® Na2S2O3 . 5 H2O
mol Na2S2O3.5H2O = mol Na2SO3 = 0.0396
Berat teori Na2S2O3. 5 H2O = mol sisa x Mr
= 0,0396 g x 248 g/mol
= 9,8208 g
Gambar alat refluks :
D. Pembahasan
Natrium merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.Sifat Natrium, seperti unsur radioaktif lainnya, tidak pernah ditemukan tersendiri di alam. Natrium adalah logam keperak-perakan yang lembut dan mengapung di atas air. Tergantung pada jumlah oksida dan logam yang terkekspos pada air, natrium dapat terbakar secara spontanitas. Lazimnya unsur ini tidak terbakar pada suhu dibawah 1150C. Natrium tiosulfat berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar. Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33°C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol. Natrium tiosulfat juga berperan sebagai antidot untuk keracunan sianida. Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2SO2O3.5H2O) disebut dengan hypo berbentuk kristal yang sample benar dan kurang atau tidak berwarna. Titik beku 480C mudah larut dalam air dan larutannya digunakan untuk titrasi dalam analisis volumetri.
Pada percobaan ini Natrium tiosulfat diperoleh dengan mereaksikan antara natrium sulfit (Na2SO3) dengan Sulfur dalam bentuk S8. Kedua senyawa ini direfluks dengan melarutkannya dalam air. Sebelum dimasukkan dalam labu refluks kedua senyawa dicampur dan diaduk terlebih dahulu dengan penambahan air beberapa mililiter sampai terbentuk suspensi, ini dilakukan agar serbuk sulfur tidak mengapung jika dimasukkan ke dalam labu refluks. Proses refluks dilakukan pada percobaan ini agar struktur molekul sulfur yang membentuk cincin yang mengandung 8 atom (S8) dapat diputuskan, sehingga dapaat bereaksi dengan natrium sulfit. Agar pemutusan cincin S8 ini berlangsung dengan sempurna, maka proses refluks dilakukan selama 1 jam. Ketika direfluks, air dimasukkan dari bawah dengan tujuan agar kondensor tetap bekerja dengan baik yaitu sebagai pendingin. Jika air dimasukkan dari atas, maka kondensor akan terisi penuh dengan air sehingga tidak bisa lagi berfungsi sebagai pendingin. Setelah direfluks larutan disaring agar terpisah dari zat pengotornya. Larutan tersebut disaring dalam keadaan panas untuk mencegah terbentuknya kristal dalam kertas saring. Setelah disaring, filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan sampai terbentuk kristal. Proses penguapan ini untuk menghilangkan molekul air yang bukan pentahidrat. Adapun kristal yang diperoleh adalah kristal yang berwarna putih, sesuai dengan warna kristal Na2S2O3 yang sebenarnya. Setelah ditimbang, massa kristal Na2S2O3 yang diperoleh adalah 6 gram dengan rendemen 61,09 %.
Selanjutnya adalah uji untuk mengetahui sifat kimia dari natrium tiosulfat. Uji yang dilakukan adalah dengan menambahkan larutan iod dan larutan HCl encer. Saat dicampurkan dengan iod hasil pengamatannya menunjukkan warna bening, hal ini terjadi karena produk reaksi antara iod dengan natrium tiosianat menghasilkan tetratiosianat (S4O62-) yang tidak berwarna sehingga larutan yang tadinya berwarna kuning berubah menjadi bening. Warna bening yang dihasilkan adalah tanda bahwa terbentuknya senyawa NaI.
Sedangkan ketika dicampurkan dengan larutan HCl encer, larutannya berwarna putih keruh dan berbau. Bau ini adalah bau Belerang yang disebabkan karena reaksi Na2S2O3 dan HCl mengendapkan sulfat sehingga menghasilkan bau Belerang.
V. SIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembuatan natrium tiosulfat dilakukan dengan mereaksikan natrium sulfit dan belerang dengan cara direfluks, disaring, diuapkan dan dikeringkan sampai terbentuk endapan. Sifat-sifat Natrium tiosulfat antara lain berwarna bening ketika direaksikan dengan iod dan berbau ketika direaksikan dengan HCl.
DAFTAR PUSTAKA
Febri, 2009. Natrium Tiosulfat, http://bersamafebri.blogspot.com/2009/04/24/ natrium-tiosulfat/ [22 April 2011]
Herawati , AkhlusS., 2006. Kinerja (Bht) Sebagai Antioksidan Minyak Sawit Pada Perlindungan Terhadap Oksidasi Oksigen Singlet. 2.1.
Marlina, 2004. Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam Sulfat pada Proses Hidroksilasi Minyak Jarak (Castor Oil). Jurnal Matematika dan Sains (Abstrak). 9.2.
Puput, 2008. Pembuatan Natrium Tiosulfat. http://puputblog.blogspot.com/2008 /12/1/pembuatannatriumtiosulfat [22 April 2011]
Tintus, L., 2008. Dosis Efektif Kombinasi Natrium Tiosulfat Dan Natrium Nitrit Sebagai Antidot Keracunan Sianida Akut Pada Mencit Jantan Galur Swiss. (Skripsi) Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.